Pada bab ini akan diuraikan mengenai kelistrikan bodi pada kendaraan.
Saat melaksanakan perbaikan bodi kendaraan (perbaikan sebagian komponen
bodi atau pengecatan),
beberapa rangkaian kelistrikan/ listrik/ unit elektronik perlu
dilepas untuk memudahkan pekerjaan sehingga hasil pekerjaan optimal.
Setelah selesai pekerjaan perbaikan, tentunya mekanik dituntut untuk
bisa mengembalikan komponen yang sudah dilepas, sampai dapat berfungsi
kembali dengan baik/normal. Oleh karena itu, pembahasan bab ini dapat
digunakan sebagai acuan meraih kompetensi dalam melaksanakan perbaikan
khususnya pada teknik bodi otomotif.
Komponen- komponen kelistrikan bodi mencakup pada sistem penerangan,
sistem tanda isyarat (sein tanda belok dan klakson), meter kombinasi,
sistem wiper dan washer, sistem AC dan komponen lainnya yang bertujuan
untuk menjamin keamanan dan kenyamanan saat berkendara.
Berikut ini merupakan penjelasan umum tentang kelistrikan bodi sebelum masuk pada pembahasan sistem-sistem kelistrikan bodi.
16.1. Baterai Baterai atau yang banyak dikenal dengan istilah aki,
ialah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem
starter, sistem pengapian, assesoris kendaraan, sistem kelistrikan bodi
dan peralatan lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi
kimia, yang dikeluarkan bila terdapat sistem yang membutuhkan energi
listrik.
Karena mensuplai kebutuhan listrik secara terus menerus, maka energi
kimia yang tersimpan dalam baterai juga akan berkurang, atau bahkan bisa
habis. Oleh karena itu diperlukan alat untuk mengisi baterai lagi, maka
dipasanglah alternator beserta sistemnya (misal pengatur 410tegangan)
guna melakukan pengisian sehingga baterai akan tetap terisi energi
kimia.
Kelistrikan Bodi Kendaraan
Gambar 16.1. Baterai
Pada bagian ini tidak akan dibahas mengenai baterai secara mendetail,
hanya dibahas petunjuk umum yang berkaitan dengan kelistrikan bodi,
sehingga sistem kelistrikan bodi akan aman dan dapat berfungsi secara
optimal.
Pada saat melaksanakan perbaikan bodi yang berkaitan dengan sistem
kelistrikan, maka lepaskanlah terminal baterai dengan terminal negatif
(-) terlebih dahulu, kemudian baru yang positif (+). Dalam memasang
lakukan urutan kebalikannya. Hal ini bertujuan untuk mencegah short
contact atau korsleting ketika menggunakan kunci-kunci atau peralatan
lainnya.
Pada saat pengisian baterai, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
• Untuk pengisian konstan, gunakan arus pengisian sebesar 1/10 dari
kapasitas baterai. • Untuk pengisian cepat (quick charging), hindari
penggunaan arus yang melebihi kapasitas baterai. • Selama melakukan
charging, jagalah arus pengisian sehingga temperaturnya tidak melebihi
45.. C • Pada saat melakukan pengisian cepat, terminal positif dan
negatif harus dilepas, untuk menghindari kerusakan dioda pada
alternator. • Hindari percikan bunga api di atas baterai yang bisa
menyebabkan baterai meledak. • Melakukan pengisian baterai pada mesin
EFI terminal sebaiknya dilepas, guna mengindari kerusakan ECU
(Electronic Control Unit). 411
Teknik Bodi Otomotif
16.2. Jaringan Kabel Jaringan kabel (wiring harness) adalah
sekelompok kabel-kabel dan kawat yang masing-masing terisolasi,
menghubungkan ke komponenkomponen sirkuit dan sebagainya, yang
kesemuanya disatukan dalam satu unit untuk mempermudah dihubungkan
antara komponen kelistrikan dari suatu kendaraan.
16.3. Kawat dan Kabel Ada 3 macam kelompok utama yang didisain
berdasar kondisi yang berbeda baik besarnya arus yang mengalir,
temperatur, kegunaan dan yang lainnya.
• Kawat Tegangan Rendah: Sebagian besar komponen kendaraan
menggunakan kawat tegangan rendah (low voltage wire). Gambar 16.2.
Konstruksi kabel tegangan rendah
• Kawat Tegangan Tinggi: Khusus digunakan dalam sistem pengapian (kelistrikan engine) Gambar 16.3. Kabel pengapian
• Kabel yang berisolasi: Kabel ini dirancang untuk mencegah gangguan
yang ditimbulkan sumber dari luar dan digunakan sebagai signal lain,
sehingga sering dipasang sebagai kabel antena radio, ignition signal
412line, oxygen signal line dan sebagainya.
Kelistrikan Bodi Kendaraan
Gambar 16.4. Konstruksi kabel berisolasi
16.4. Komponen Pelindung Komponen ini terpasang pada kendaraan untuk
melindungi kabel dari goncangan, benturan dan sebagainya, sehingga kabel
dapat kokoh terpasang pada tempatnya. Termasuk dalam komponen ini
adalah clamp, corrigated tube (pembungkus) dan protector (pelindung).
Gambar 16.5 Pelindung Kabel dari goncangan dan gesekan
16.5. Komponen-komponen Penghubung Jaringan kabel dibagi dalam
beberapa bagian untuk lebih memudahkan dalam pemasangan pada kendaraan.
Bagian jaringan kabel dihubungkan
413kesalah satu bagian oleh komponen penghubung sehingga komponen
kelistrikan dan elektronik dapat berfungsi dengan baik. Juntion Block
(J/B) dan Relay Block (R/B) Junction Block adalah suatu kotak dengan
konektor dikelompokkan bersama-sama untuk sirkuit kelistrikan. Pada
umumnya terdiri dari bus
Teknik Bodi Otomotif
bars dalam bentuk cetakan papan sirkuit (PCB) dengan sekring, relay, circuit breaker dan alat lain yang terpasang didalamnya.
Gambar 16.6. Junction Block dan rellay block
414fusible link fuse/sekring relay Gambar 16.7. Pengaman yang terdiri dari fusible link, relaydan fuse
Kelistrikan Bodi Kendaraan
16.6. Baut massa Baut massa (ground bolt) adalah baut khusus untuk
menjamin massa yang baik dari suatu jaringan sistem kelistrikan sehingga
dapat berfungsi optimal. Ada beberapa baut massa yang memiliki
keistimewaan khusus, yaitu permukaan baut ditandai dengan crom hijau
setelah diproses secara listrik untuk mencagah oksidasi. Model baut ini
dapat dibedakan dengan baut lainnya karena warnanya hitam kehijauan.
Namun yang paling penting, bahwa baut bisa menjamin massa baterai kuat
terhadap massa.
Gambar 16.8. Baut massa pada bodi
415
Teknik Bodi Otomotif
Gambar 16.9. Pemasangan fuse harus sesuai petunjuknya
16.7. Sambungan (Connector) Digunakan untuk menghubungkan kelistrikan
antara 2 jaringan kabel atau antara sebuah kabel dengan komponen.
Konektor diklasifikasikan sebagai konektor laki-laki (male) dan
perempuan (female) dan dilengkapi dengan pengunci.
416Gambar 16.10. Macam Konektor
Kelistrikan Bodi Kendaraan
16.8. Pengaman Sirkuit Pengaman sirkuit ini terdiri dari sekring
(fuse), fusible link dan circuit breaker yang dipasangkan pada sirkuit
kelistrikan dan sistem kelistrikan untuk melindungi kabel-kabel dan
connector dari kebakaran karena arus yang mengalir berlebihan.
a. Sekring (fuse) Gambar 16.11. Sekring catridge dan blade
Sekring ditempatkan pada bagian tengah sirkuit kelistrikan. Bila
dilewati oleh arus yang berlebihan maka akan terbakar dan putus sehingga
kebakaran dapat dihindari. Tipe sekring ada 2, yaitu: cartridge
(tabung) dan blade (kipas). Tipe blade sering banyak digunakan karena
lebih kompak dengan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus
pandang, dan warna dari sekring merupakan petunjuk kapasitas sekring
(5A-30A)
Tabel 1. Identifikasi Sekring (blade)
Kapasitas Identifikasi Warna 5 A Coklat Kekuningan 7,5 A Coklat 10 A Merah 15 A Biru 20 A Kuning 25 A Tidak Berwarna 30 A Hijau
417
Teknik Bodi Otomotif
b. fusible link Fungsi dan konstruksinya sama dengan sekring, hanya
memiliki perbedaan utama dapat digunakan untuk arus yang lebih besar
karena ukurannya lebih besar dan memiliki elemen yang lebih tebal. Sama
halnya dengan sekring, fusible link juga terdiri dari tipe cartridge dan
link (kabel).
Gambar 16.12. Fusible link
Tabel 2. Identifikasi fusible link
Kapasitas Persamaan Luas pada Fusible link Identifikasi Warna 30 A
0,3 Merah Muda 40 A 0,5 Hijau 50 A 0,85 Merah 60 A 1,0 Kuning 80 A 1,25
Hitam 100 A 2,0 Biru
418c. Circuit breaker Digunakan sebagai pengganti sekring untuk
melindungi dari kesulitan pengiriman tenaga dalam sirkuit, seperti power window, sunroof, door lock, pemanas (heater) dan komponen yang sejenis.
Kelistrikan Bodi Kendaraan
Gambar 16.13. Circuit breaker
Konstruksinya terdiri dari sebuah lempengan bimetal yang dihubungkan
pada kedua terminal dan satu diantaranya bersentuhan. Cara kerjanya
adalah apabila terjadi arus yang berlebihan, maka bimetal menjadi panas
dan membengkok sehingga hubungannya akan terputus.
16.9. Switch dan Relay Switch dan relay membuka dan menutup sirkuit
kelistrikan untuk menghidupkan mesin, menggerakkan switch lampu on-off
dan aktifitas pengontrolan lainnya.
Switch (saklar) yang terdapat pada kendaraan umumnya menggunakan satu
atau dua tipe, yaitu yang dioperasikan langsung dengan menggunakan
tangan dan yang dioperasikan menggunakan tekanan, tekanan hydraulis dan
temperatur.
Macam-macam switch ditunjukkan gambar dibawah ini.
Gambar 16.14. Switch (saklar)
419
Teknik Bodi Otomotif
Gambar 16.15. Relay
Relay adalah peralatan listrik yang dapat membuka dan menutup sirkuit
kelistrikan berdasarkan penerimaan signal tegangan. Relay digunakan
untuk menghupung dan memutus baterai, saklar yang bekerja secara
otomatis dari sirkuit kelistrikan. Relay terdapat dua tipe, relay
elektromagnetik dan relay transistor.
Gambar 16.16. Relay, konstruksi dan simbolnya
Penggunaan relay pada dasarnya untuk mengatasi kelemahan pada
penggunaan sirkuit tanpa relay, kelemahan tersebut adalah: sirkuit yang
panjang akan menyebabkan turunnya tegangan, diperlukan jaringan kabel
yang besar karena arus yang besar melaluinya, arus yang besar
420
Kelistrikan Bodi Kendaraan
pada switch menimbulkan percikan sehingga cepat rusak dan membahayakan keselamatan.
Contoh penggunaan relay pada lampu utama:
Gambar 16.17. Aplikasi relay pada lampu utama
16.10. Wiring Diagram Gambar 16.18. Wiring Diagram Sederhana
Apabila rangkaian kelistrikan digambarkan sesuai benda aslinya, maka
ilustrasinya akan menjadi sulit dan rumit. Oleh karena itu maka diagram
rangkaian digambarkan dengan simbol yang menunjukkan komponen
kelistrikan dan kabel-kabel. Berikut ini contoh sederhana rangkaian yang
menggunakan simbol-simbol:
Dalam kendaraan yang sebenarnya, banyak sekali sistem kelistrikan,
kabel-kabel dan konektor yang menghubungkan-nya. Bila melakukan
pemeriksaan sistem kelistrikan, adalah mudah untuk menemukan baterai,
macam-macam komponen seperti lampu, klakson 421dan lainnya, akan tetapi
sulit untuk menemukan sekring, J/B, R/B, konektor kabel lain untuk
menemukan dikendaraan. Oleh karena itu, maka
Teknik Bodi Otomotif
dilengkapi dengan Electrical Wiring Diagram (EWDs) yang tidak hanya
menunjukkan komponen utama, tetapi semua kabel, juntion, konektor dan
lainnya.
Agar dapat membaca wiring diagram dengan benar, berikut ketentuan simbol-simbol dalam wiring diagram:
Gambar 16.19. Contoh simbol-simbol komponen elektronik
16.11. Sistem Penerangan (lighting system) Sistem penerangan berguna
untuk keselamatan berkendara dan informasi ke kendaraan lain. Sistem
penerangan dibagi menjadi 2 kelompok:
422Gambar 16.20 Lampu penerangan
Kelistrikan Bodi Kendaraan
Gambar 16.21. Lampu belakang
a) Penerangan luar meliputi: lampu besar, lampu belakang, lampu rem,
lampu jarak, lampu tanda belok, lampu hazard, lampu plat nomor dan lampu
mundur
b) Penerangan dalam meliputi: lampu meter dan lampu ruangan
Lampu besar digunakan untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan,
dan dilengkapi dengan lampu jarak jauh dan lampu jarak dekat yang dapat
dioperasikan dari dimmer switch.
423Gambar 16.22. Switch untuk lampu dekat dan jauh (dimmer switch)
Teknik Bodi Otomotif
Gambar 16.23. Lampu utama tipe sealed
Berdasarkan konstruksi bolam terhadap rumahnya, maka lampu besar dibagi menjadi 2 tipe, yaitu;
a. Tipe sealed beam (dimana lampu dan rumahnya merupakan satu
kesatuan/tidak dapat diganti bolamnya saja) dan b. tipe Semi sealed beam
(lampu dan rumahnya terpisah sehingga bolamnya dapat diganti baik biasa
maupun halogen) Gambar 16.24. Konstruksi Bola Lampu Biasa dan Halogen
Bola lampu quartz halogen, lebih panas dibanding dengan bola lampu
biasa saat digunakan, umur lampu akan lebih pendek bila ada oli atau
gemuk menempel pada permukaannya. Demikian juga keringat manusia
(mengandung garam) juga dapat menodai kacanya. Untuk mencegah hal ini
maka saat mengganti peganglah bagian flange untuk mencegah jari-jari
menyentuh kacanya.
Sebelum melaksanakan pembongkaran, pemeriksaan, pemasangan dan
penyetelan komponen kelistrikan bodi, maka diperlukan tindakan keamanan
diantaranya adalah membaca buku pedoman perawatan (buku manual) dari
kendaraan yang akan di periksa. Tiap 424kendaraan memiliki letak
komponen yang berbeda-beda, sehingga anda harus menemukan dengan cepat
dan tepat. Pada waktu melepas atau memasang suku cadang, perhatikan
keselamatan kerja, proses
Kelistrikan Bodi Kendaraan
pelaksanaan kerja yang benar untuk mencegah perbaikan yang tidak
perlu dilakukan. Selain itu, dianjurkan untuk menggunakan peralatan
tangan dan alat ukur yang sesuai sehingga aman dan tidak merusak
komponen.
Gambar 16. 25. Coloumb Switch
Proses melepas coloumb switch adalah dengan melepas steering wheel dengan tilt handle pada posisi yang paling rendah, melepas column cover
dan melepas konektor dari column switch. Sedangkan langkah memasangnya
adalah dengan memasukkan column switch dengan posisi yang lurus dengan
steering shaft center. Setelah itu memasang column switch wiring
hardness sepanjang column tube pada dudukannya. Setelah steering wheel
terpasang, pastikan posisi mobil tetap lurus, dan cancel pen terpasang
pada lubang dibawah permukaan steering wheel.
Lampu rem digunakan untuk memberikan informasi kendaraan dibelakangnya untuk menghindari benturan saat melakukan pengereman.
Gambar 16. 26 Lampu rem
425
Teknik Bodi Otomotif
Lampu tanda belok (sein) dipasang dibagian depan dan belakang (serta
kadang di samping untuk jenis kendaraan tertentu) bertujuan untuk
memberikan informasi pada kendaraan lain bahwa pengemudi yang
bersangkutan akan berbelok atau pindah jalur. Biasanya lampu ini
berkedip 60-120 kedipan per menit.
Gambar 16.27. Lampu sein ketika bekerja
Lampu jarak dan lampu belakang (lampu kota) memberikan isyarat
lebarnya kendaraan dimalam hari. Lampu plat nomor digunakan untuk
memberi penerangan pada plat nomor kendaraan dan menyala bersama lampu
kota.
Gambar 16.28. Lampu kota dan plat nomor
Lampu hazard digunakan untuk memberikan isyarat pada kendaraan
didepan atau belakang bila kendaraan dalam keadaan darurat dan meminta
prioritas jalan.
426
Kelistrikan Bodi Kendaraan
Gambar 16.29. Lampu hazard ketika bekerja
Lampu mundur berguna untuk memberi informasi kendaraan lain bahwa
kendaraan akan mundur, dan juga penerngan tersebut memban-tu pengemudi
melihat kondisi di belakang. Lampu ini menyala saat transmisi
berkedudukan pada posisi mundur.
Gambar 16.30. Lampu mundur ketika bekerja
Lampu meter (instrumen) digunakan untuk menerangi meter-meter dan
gauge pada instrumen/dashbord pada saat lampu kota hidup (malam hari).
Lampu ruangan berguna untuk menerangi interior, dipasang ditengah,
tidak menyilaukan pengemudi. Switch yang ada adalah ON (menyalakan), OFF
(mematikan) dan DOOR (menyala otomatis saat pintu dibuka)
Gambar 16.31. Lampu ruangan ketika bekerja
Pemasangan dan perbaikan sistem penerangan ketika melaksanakan
perbaikan bodi kendaraan harus dilakukan dengan benar. Berikut ini
langkah-langkah perbaikan yang dilakukan427 pada sistem penerangan lampu
depan:
Teknik Bodi Otomotif
(1) Melepaskan terminal negatif (-) bateray. (2) Melepaskan
soket-soket lampu depan (3) Melepaskan lampu depan beserta ornamen ring
lampu depan jika ada. (4) Melepaskan unit sealed beam Catatan: Lepaskan
skrup penyetel, putar unitnya berlawanan dengan arah jarum jam
Pemasangan:
(1) Stel setiap skrup penyetel dengan ukuran yang sesuai dengan
kondisi benda kerja. (pengerasan skrup kira-kira 18 putaran) (2)
Pasangkan penghubung (konnektor) pada setiap kabel-kabel. (3) Hubungkan
terminal baterai. (4) Lakukan pengetesan arah lampu depan. (5) Pasanglah
setiap ornamen lampu depan. Gambar 16.32 .Lampu depan
Menyetel lampu depan (metode penyetelan memakai layar):
(1) penyetelan dilakukan dengan tekanan ban dalam keadaan normal dan
kendaraan tanpa beban. (2) Memposisikan kendaraan didepan layar dengan
lampu depan pada jarak 3 meter jauhnya dari layar. (3) Pada layar, titik
pentunjuk untuk penyetelan fokus lampu depan dilengkapi dengan: 428
Kelistrikan Bodi Kendaraan
Gambar 16.33. Menyetel jarak lampu
(a) Tarik garis pedoman horisontal pada permukaan layar pada
ketinggian titik tengah lampu depan (H) kurang dari 20 mm (b) Tarik
garis tengah vertikal pada layar lampu dengan kanan dan kiri. Kemudian
didapat titik (F) yang terjadi perpotongan garis horizontal dan garis
vertikal. (c) Putar lampu pada posisi “ON” dan lampu jauh menyala, dan
stel lampu tersebut dengan memutar skrup penyetel sehingga arah
peyinaran lampu pada titik potong (F) pada layar. (d) Untuk kesempurnaan
penyetelan arah lampu depan, swith lampu jauh ke lampu dekat. Kemudian
pastikan bahwa cahaya setiap lampu dekat dalam arah diagonal bawah.
Sedangkan untuk lampu belakang, perbaikannya adalah dengan melepas lower back
trim, dan selanjutnya melepas lampu kombinasi. Sedangkan pemasangannya
adalah kebalikan dari cara melepaskan adalah cara memasang lampu
kombinasi belakang.
Catatan: pada waktu memasang trim, perlu diperhatikan bahwa beberapa
skrup tap pengerasannya agak kurang dan dapat didistribusikan ke skrup
yang lebih besar sedikit.
429
Teknik Bodi Otomotif
Gambar 16.34. Lampu Kombinasi
16.12. Wiper dan Washer Wiper (penghapus kaca) berguna untuk
membersihkan kaca dari hujan, debu, salju, binatang-binatang kecil,
sehingga sangat penting untuk keselamatan. Beberapa kendaraan dilengkapi
dengan wiper belakang untuk menambah kejelasan penglihatan ke belakang.
Gambar 16.35. Konstruksi wiperdepan dan belakang
Wiper terdiri dari motor wiper, wiper link, wiper arm dan wiper
blade. Kelengkapan lainnya pada wiper adalah adanya intermittent
(bekerja lambat dan tidak waktunya berselang) dan interlock (wiper
menyala ketika kita semprotkan air dari washer)
430
Kelistrikan Bodi Kendaraan
Gambar 16.36. Motor wiper
a) Motor wiper
Motor wiper adalah sebuah motor magnet dengan gigi reduksi. Dua cara
yang digunakan untuk menimbulkan medan magnet, tipe wound rotor yang
menggunakan lilitan (coil) untuk membuat elektro magnet, dan tipe
ferrite magnet yang menggunakan ferrite magnet permanen dan mayoritas
kendaraan menggunakannya karena lebih kompak, ringan, ekonomis dan
menggunakan motor DC.
b) Tuas Wiper
Gambar 16.37. Gerakan wiper
Tuas wiper (wiper link) merubah gerak putar dari motor wiper menjadi
gerak bolak balik pada poros wiper. Dalam mekanisme gerakan tuas tipe
pararel tandem, maka motor mulai memutarkan crank arm, bila motor
dihidupkan. Batang penghubung tarik dorong dihubungkan dengan crank arm,
menyebabkan arm bekerja untuk membuat gerak penghapusan setengah
lingkaran mengelilingi poros pivot. Linking rod lain yang terpasang pada
kerja arm selalu membuat gerak penghapusan setengah lingkaran secara
pararel. Bila poros pivot kiri dan kanan berputar pada arah yang sama,
maka lengan wiper kiri dan kanan dapat 431bekerja secara pararel.
Teknik Bodi Otomotif
Gambar 16.38. Tuas Wiper
c) Lengan Wiper (wiper arm)
Wiper arm terdiri dari head untuk mengikatnya pada wiper shaft,
sebuah pegas untuk menahan blade, arm piece untuk pemasangan blade dan
retainer untuk menahan keseluruhannya.
Biasanya wiper dapat menghalangi jarak penglihatan pada saat
berhenti. Concealed wiper dapat menyempurnakan kelemahan ini, dengan
adanya tempat penyimpanan wiper yang terletak antara kaca dan kap mesin.
Gambar 16.39. Wiper Blade
d) Wiper blade
Terdiri dari sebuah karet untuk menyapu permukaan kaca, suatu kombinasi dari leaf spring, packing dan beberapa lever, dan clip untuk memasng blade pada bagian wiper arm (lengan wiper)
432
Kelistrikan Bodi Kendaraan
Gambar 16.40. Washer
e) Washer
Fungsi washer untuk menyempurnakan fungsi wiper blade dan menguarangi
beban pada motor dengan membersihkan debu dan binatang-binatang kecil
dari kaca depan dan belakang dengan cairan pembersih. Washer tipe
listrik umumnya banyak digunakan. Tipe washer listrik terdiri dari
tangki washer, motor, selang dan nozzle.
Gambar 16.41.Tangki Washer
f) Tangki washer
Bentuk tangki washer (water tank) bervariasi tergantung pada posisi penempatan dan tempat yang tersedia.
433
Teknik Bodi Otomotif
Gambar 16.42. Motor Washer
g. Motor Washer Berfungsi menggerakkan pompa, mengeluarkan cairan
pembersih dari tangki. Tipenya ada dua yaitu wound rotor dan ferrite
magnet, kebanyakan menggunakan tipe yang kedua. Sedangkan tipe pompanya
adalah, tipe gigi (gear tipe), tipe squeeze dan tipe sentrifugal. Tipe
sentrifugal lebih luas penggunaannya sebab memiliki daya tahan yang kuat
untuk digunakan karena bagian-bagian yang bersentuhan kecil sekali.
Akan tetapi tipe sentrifugal dipasang dibagian bawah tangki, karena
tidak bisa menyedot.
h. Nozzle Terbuat dari tembaga, alumunium atau resin dengan satu atau
dua lubang. Kebanyakan saat ini menggunakan resin dan memiliki lubang
yang dapat disetel (adjusting orifice). Diameter lubang orifice adalah
0,8 mm – 1 mm.
i. Cairan Washer Terdiri cairan anti beku (anti freeze) dan ditambah
detergent dan zat anti karat (anti corrosive agent). Penggunaan yang
tidak tepat dapat merusak karet washer atau cat.
434
Kelistrikan Bodi Kendaraan
Gambar 16.43. Circuit diagram motor wiper
Perbaikan bodi ketika harus melepas komponen wiper dan washer,
pertama yang harus dilepas adalah wiper arm dengan cara melepaskan arm
shaft lock nut lalu menekan poros ke dalam. Kemudian melepaskan baut
yang menahan motor bracket pada bodi, lalu menarik unit motor wiper.
Setelah itu melepas sambungan washer tube dari kabin kendaraan. Setelah
itu melepas mounting bolt, lalu mengeluarkan motor wiper. Sebagai
catatan, jangan melepas crank arm jika tidak perlu, karena dapat
mengubah sudut auto stop. Jika harus dilepas, maka berilah tanda
terlebih dahulu sehingga memudahkan saat pemasangan.
Waktu memasang wiper linkage, perhatikanlah petunjuk memasang wiper
arm shaft pada bodi, memasukkan shaft bracket positioning boss dengan
tepat kedalam lubang yang terdapat pada bodi. Menyetel posisi berhenti
dari wiper blade. Setelah itu mengencangkan wiper arm nut dengan torsi
1,0-1,6 kgm. Pada pemasangan juga perhatikan arah penyemprotan dari
washer dengan menyetel pada ujung nozzle menggunakan kawat atau jarum.
16.13. Meter kombinasi dan Alat Pengukur Instrumen disusun pada
instrumen panel yang letaknya dibagian 435depan tempat duduk pengemudi
untuk mengetahui keadaan kendaraan dengan mudah. Instrumen panel
memberitahukan secara terperinci dan
Teknik Bodi Otomotif
penunjukkan kondisi kendaraan saat itu oleh meter-meter atau alat ukur (gauge) dan lampu (light)
Meter kombinasi dan alat pengukur biasanya terdiri dari:
a) Penunjukkan meter, yang meliputi speedometer, tachometer,
temperatur air pendingin, pengukur bahan bakar, pengukur tekanan oli, volt meter.
b) Penunjukkan lampu, yang meliputi lampu peringatan tekanan oli,
peringatan pengisian, indikator lampu jauh, peringatan bahan bakar,
peringatan rem, indikator pintu dan indikator tanda belok.
Gambar 16.44. Meter Kombinasi
Urutan kerja pembongkaran dari meter kombinasi dilakukan dengan cara
membuka baut-baut pengunci penutup meter kombinasi, melepaskan meter
glass dan meter panel dan mengangkat penutup meter kombinasi dan
melepaskan konektor yang ada (misal: speedometer dan unit kabel).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pemasangan adalah
jangan mengencangkan terlalu keras karena akan merusakkan komponen
(pecah) serta memasang kabel speedometer dan konektor harus tepat,
pemasangan kabel speedometer yang longgar menyebabkan jarum speedometer
bergoyang dan menimbulkan suara berisik.
436
Kelistrikan Bodi Kendaraan
e) Fuel Gauge dan Unit
Fuel gauge unit dapat menggunakan tipe bimetal maupun rangkaian
elektronik (chip komputer), namun dalam modul ini hanya dibahas yang
banyak digunakan yaitu bimetal type. Sedangkan gauge unit menggunakan
tipe variable resistance type. Untuk mencegah penunjukkan yang salah
karena voltage yang berubah-ubah, maka pada sirkuit dipasang constant
voltage relay yang menjaga voltage tetap 7,0±0,2 V yang terpasang
didalam gauge.
Gambar 16.45. Fuel gauge unit (sensor) dan fuel gauge
Saat melakukan pembongkaran fuel gauge unit, rangkaian yang kabel
yang berasal dari meter kombinasi dilepas terlebih dahulu, baru fuel
gauge unit yang terpasang dalam tangki bahan bakar dilepas dengan
melepas baut-baut pengikat atau pengunci yang ada. Saat mengeluarkan
fuel gauge unit, jangan sampai terjadi kebengkokan pada sensornya.
Pemeriksaan fuel gauge unit sangat mudah, yaitu dengan cara melepas
sambungan wiring terminal dari gauge unit, lalu hubungkan dengan massa
(-), apabila jarum menunjuk pada posisi ”F” (full) maka gauge masih
baik, dan sebaliknya.
Jangan terlalu lama menghubungkan wiring terminal dengan massa, karena dapat menyebabkan coil terbakar.
Pemeriksaan coil menggunakan tester untuk mengetahui tahanan pada
koil. Jika terlalu kecil dari spesifikasi, maka kemungkinan terdapat
437hubungan singkat, jika terlalu besar (lebih dari 150..) kemungkinan
putus.
Teknik Bodi Otomotif
Pemeriksaan fuel gauge unit dengan mengukur tahanan antara terminal dengan massa sewaktu posisi level pada F dan E.
Pemasangan gauge unit dengan cara memberi permukaan dengan packing
dan sealer untuk mencegah kebocoran bahan bakar. Hati-hati jangan sampai
lengan pelampung bengkok serta periksa ketepatan pemasangan massanya.
Posisi Float (pelampung) E F Tahanan 95±7 .. 7±2 :
f) Temperatur Gauge dan Unit
Temperature gauge unit dapat menggunakan tipe bimetal maupun
rangkaian elektronik (chip komputer), namun dalam modul ini hanya
dibahas yang banyak digunakan yaitu bimetal type. Sedangkan gauge unit
menggunakan tipe Thermistor type. Untuk mencegah penunjukkan yang salah
karena voltage yang berubah-ubah, maka pada sirkuit dipasang constant
voltage relay yang menjaga voltage tetap 7,0±0,2 V yang terpasang
didalam gauge.
Gambar 16.46 . Temperatur gauge dan temperature gauge unit (sensor)
Langkah pembongkaran dilakukan dengan cara melepas temperature gauge
circuit yang terpasang dalam meter kombinasi dilepas sesuai prosedur
pelepasan meter kombinasi. Kemudian thermistor unit yang terpasang mesin
(blok silinder/ kepala silinder atau saluran pendingin) dilepas dengan
melepas kabel dan membuka dengan kunci 438yang sesuai.
Kelistrikan Bodi Kendaraan
Pemeriksaan temperature gauge sangat mudah, yaitu dengan cara melepas
sambungan wiring terminal dari gauge unit, lalu hubungkan dengan massa
(-) menggunakan resistor sekitar 25.., apabila jarum menunjuk pada 120..
C, maka gauge masih baik, dan sebaliknya. Jangan menghubungkan wiring
terminal langsung dengan massa, gunakan resistor 25… Pemeriksaan
temperatur gauge unit dengan mengukur tahanan gauge unit pada air panas
80.. C maka tahanannya sekitar 75…
Saat kembali melakukan pemasangan, gauge unit dengan menggunakan kunci yang sesuai serta pemasangan kabel massa harus kuat.
16.14. Sistem Air Conditioner (A/C) Ketika berkendara di dalam
kendaraan, kondisi lingkungan didalam kendaraan sangat mempengaruhi
kenyamanan kerja pengemudi dan penumpang. Salah satunya adalah panas,
sehingga diperlukan fasilitas pengaturan udara yaitu air conditioner
(AC). Kondisi tropis seperti di Indonesia memungkinkan AC bertujuan
mendinginkan ruangan dari pada memanaskan ruangan (khusus daerah Eropa).
a. Secara garis besar, proses pendinginan dilakukan dengan cara: b.
Kompresor melepaskan refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi. c. Refrigerant di condenser dicairkan kembali. d. Setelah itu
refrigerant masuk di receiver/dryer untuk disaring dan dialirkan ke
evaporator melalui expansion valve. e. Expansion valve merubah cairan
refrigerant menjadi campuran dan cairan yang bertemperatur dan
bertekanan rendah. Komponen-komponen yang ada pada sistem AC adalah:
a. Kompresor yang berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigerant.
Kompresor ini memilii berbagai jenis, yaitu tipe crank, swash plate, dan
vane. b. Magnetic clutch, berfungsi untuk menghubungkan atau memutus
hubungan kompresor dengan mesin. c. Condenser, berfungsi untuk
mendinginkan dan menyerap panas dari gas refrigerant yang ditekan
kompresor dan berubah menjadi cairan. d. Receiver (dryer) berfungsi
menampung sementara refrigerant, kemudian menyuplai ke sistem
pendinginan sesuai dengan beban pendinginan. e. Evaporator dan blower
berfungsi untuk menyerap udara panas melalui sirip-sirip dan
mendinginkan udara. 439
Teknik Bodi Otomotif
f. Idle up, berfungsi untuk menaikkan putaran mesin apabila AC
dihidupkan. Biasanya terpasang pada pompa kompresor. Apabila
melaksanakan perbaikan bodi kendaraan memerlukan melepas sistem AC, maka
perlu diperhatikan K3, diantaranya memasang fender cover, melepas
hubungan kabel baterai, kebersihan tempat kerja, membuang refrigent
sampai tekanan 0 Kg/cm2 (0 psi) secara perlahanlahan.
Langkah membongkar kompresor adalah dengan melepas V belt (sabuk) dan
melepas kabel magnetic clutch serta idle up. Kemudian melepas
slang-slang setelah refrigeran dikeluarkan.
Melepas condensor didekat front grill dengan melepas sambungan pipa
dari compressor dan yang ke receiver/dryer. Kemudian melepas baut
dudukan condensor.
440Gambar 16.47. Diagram alir refrigrant Sedangkan untuk melepas unit
pendingin (evaporator dan fan), dilakukan dengan membongkar glove box dan saluran udara serta control wire dengan melepas baut-baut pengikatnya. Selain itu perlu membongkar
Kelistrikan Bodi Kendaraan
thermostat relay, power relay dan thermistor connector (jika ada). Setelah itu membongkar cooling unit dari dudukannya.
Untuk langkah pemasangan, dilakukan dengan urutan kebalikan dari
pembongkaran. Sesudah pemasangan, perlu melakukan pemeriksaan fungsi
dari sistem pendinginan, termasuk magnetic clutch maupun tegangan V
belt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar